Laporkan Penyalahgunaan

Blog berisi kumpulan produk hukum Indonesia.

PP Nomor 15 Tahun 2023 tentang Pemberian Tunjangan Hari Raya dan Gaji Ketiga Belas kepada Aparatur Negara, Pensiunan, Penerima Pensiun, dan Penerima Tunjangan Tahun 2023


PERATURAN  PEMERINTAH  REPUBLIK INDONESIA NOMOR  15  TAHUN 2023
TENTANG
PEMBERIAN TUNJANGAN  HARi RAYA DAN GAJI  KETIGA BELAS KEPADA APARATUR NEGARA, PENSIUNAN,  PENERIMA  PENSIUN,
DAN PENERIMA TUNJANGAN  TAHUN 2023

DENGAN  RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN   REPUBLIK INDONESIA,

 
Menimbang

a.  bahwa Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan     pengelolaan   keuangan    negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan, di antaranya penetapan gaji  dan tunjangan;

b. bahwa Pemerintah berupaya mempertahankan tingkat daya  beli   masyarakat,   di   antaranya  melalui pembelanjaan Aparatur Negara, Pensiunan, Penerima Pensiun,  dan Penerima Tunjangan  di  masyarakat sehingga berkontribusi terhadap pertumbuhan ckonomi nasional;

c. bahwa untuk meningkatkan pembelanjaan Aparatur Negara, Pensiunan, Penerima Pensiun, dan Penerima Tunjangan,   Pemerintah  memberikan  Tunjangan  Hari Raya dan  Gaji  Ketiga  Belas Tahun  2023 sebagai wujud penghargaan   atas pengabdian   kepada   bangsa   dan negara;

d. bahwa    berdasarkan    pertimbangan     sebagaimana dimaksud  dalam  huruf  a,  huruf b,  dan huruf c,  perlu menetapkan  Peraturan  Pemerintah  tentang Pemberian Tunjangan  Hari   Raya   dan  Gaji  Ketiga  Belas  kepada Aparatur Negara, Pensiunan, Penerima Pensiun, dan Penerima Tunjangan Tahun 2023;

Mengingat:

  1. Pasal  5 ayat (2)  Undang-Undang Dasar  Negara  Republik Indonesia Tahun  1945;
  2. Undang-Undang     Nomor       17     Tahun     2003       tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun    2003   Nomor  4 7,   Tambahan   Lembaran  Negara Republik Indonesia  Nomor 4286);
  3. Undang-Undang   Nomor    1       Tahun   2004   tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia  Tahun  2004    Nomor  5,   Tambahan  Lembaran Negara  Republik Indonesia  Nomor 4355);
  4. Undang-Undang   Nomor 28 Tahun 2022  tentang Anggaran  Pendapatan  dan  Belanja    Negara    Tahun  Anggaran    2023   

MEMUTUSKAN:

PERATURAN  PEMERINTAH  TENTANG  PEMBERIAN TUNJANGAN  HARi RAYA DAN GAJI  KETIGA BELAS  KEPADA APARATUR   NEGARA,    PENSIUNAN,    PENERIMA    PENSIUN, DAN PENERIMA TUNJANGAN  TAHUN 2023.

Pasal  1

Dalam Peraturan  Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

  1. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara  Indonesia  yang  memenuhi  syarat tertentu, diangkat  sebagai  Pegawai  Aparatur  Sipil   Negara  secara tetap oleh  Pejabat Pembina Kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
  2. Pegawai  Pemerintah  dengan  Perjanjian  Kerja  yang selanjutnya disingkat PPPK adalah warga negara Indonesia yang     memenuhi     syarat     tertentu,      yang     diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam  rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
  3. Prajurit   Tentara   Nasional   Indonesia   yang   selanjutnya disebut Prajurit TNI  adalah warga negara yang memenuhi persyaratan tertentu sebagai alat negara bertugas mempertahankan,  melindungi,  dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
  4. Anggota  Kepolisian  Negara  Republik  Indonesia  yang selanjutnya  disebut  Anggota  Polri  adalah  warga  negara yang memenuhi  persyaratan tertentu sebagai  alat  negara yang   menjaga   keamanan   dan   ketertiban   masyarakat bertugas  melindungi,  mengayomi,  melayani  masyarakat, serta menegakkan hukum.
  5. Pejabat Negara  adalah  pejabat yang lingkungan  kerjanya berada pada lembaga negara yang merupakan alat kelengkapan negara beserta lembaga negara penunjang fungsi   alat  kelengkapan  negara,   bertugas  menjalankan fungsi   untuk   dan   atas   nama   negara   sesuai   dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  6. Pensiunan adalah Aparatur Negara yang telah purna tugas dan diberi penghargaan atas pengabdiannya kepada negara berupa    manfaat   pensiun     sesuai    dengan    ketentuan peraturan perundang-undangan.
  7. Penerima Pensiun adalah ahli waris yang sah dari Aparatur Negara  atau  Pensiunan  dan  diberikan  manfaat  pensiun sesuai  dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  8. Penerima Tunjangan adalah warga negara yang memenuhi persyaratan     tertentu    untuk    menerima    penghargaan dan/ atau   penghormatan  dari   negara   dalam     bentuk pemberian tunjangan  sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  9. Hari  Raya adalah  hari  raya  Idul  Fitri.

Pasal 2

Pemerintah memberikan tunjangan  Hari Raya dan  gaji ketiga belas   Tahun   2023   kepada   Aparatur   Negara,   Pensiunan, Penerima  Pensiun,  dan  Penerima Tunjangan  sebagai  wujud penghargaan   atas   pengabdian  kepada  bangsa  dan  negara dengan memperhatikan kemampuan keuangan negara.

Pasal 3

(1)  Aparatur  Negara  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  2 terdiri  atas:
        a.    PNS dan Calon PNS;
        b.    PPPK;
        c.    Prajurit TNI;
        d.    Anggota  Polri;  dan
        e.    Pejabat Negara.


(2)  PNS,     Prajurit   TNI,    dan   Anggota    Polri    sebagaimana dimaksud  pada  ayat  (1)   huruf a,  huruf c,  dan  huruf  d termasuk:
        a.    PNS,  Prajurit TNI, dan Anggota Polri yang ditempatkan atau  ditugaskan di  Perwakilan  Republik  Indonesia  di luar  negeri;
        b.    PNS, Prajurit TNI, dan Anggota  Polri yang ditugaskan di luar  instansi  pemerintah  baik di dalam negeri  maupun di luar negeri yang gajinya dibayarkan oleh  instansi induknya;
        c.    PNS,   Prajurit TNI,  dan  Anggota  Polri  penerima  uang tunggu;  dan
        d.    PNS, Prajurit TNI, dan Anggota Polri yang diberhentikan sementara  dan gajinya masih dibayarkan.

(3)   Aparatur  Negara  termasuk:
        a.    Wakil Menteri;
        b.    Staf Khusus  di lingkungan  kementerian/lembaga;
        c.     Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan  Korupsi;
        d.    Pimpinan  dan  Anggota  Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
        e.     Hakim ad  hoc;
        f.     Pimpinan  dan  Anggota  Lembaga  Nonstruktural  yang terdiri  atas:
                1.   Ketua/Kepala  atau dengan sebutan lain;
                2.    Wakil  Ketua/Wakil   Kepala   atau  dengan  sebutan lain;
                3.    Sekretaris  atau dengan sebutan lain;  dan/ atau
                4.    Anggota, sesuai     dengan   ketentuan    peraturan    perundang undangan;
        g.    Pimpinan   Badan   Layanan    Umum/Badan    Layanan Umum Daerah yang terdiri  atas:
                1.     Dewan Pengawas;  dan
                2.     Pejabat  Pengelola,  sesuai dengan   ketentuan    peraturan    perundang undangan;
        h.    Pimpinan Lembaga  Penyiaran Publik yang terdiri atas:
                1.     Dewan Pengawas;  dan
                2.     Dewan Direksi,  sesuai     dengan    ketentuan    peraturan    perundang-undangan;
        1.    Pejabat  yang hak keuangan atau hak administratifnya disetarakan atau setingkat dengan:
                1.     Menteri;
                2.    Wakil Menteri;
                3.     Pejabat Pimpinan Tinggi;
                4.    Administrator;  atau
                5.     Pengawas, sesuai  dengan   ketentuan    peraturan    perundang-undangan;
        j.     Pegawai   Non-Pegawai   Aparatur   Sipil    Negara   yang bertugas pada instansi pemerintah,  termasuk Pegawai Non-Pegawai Aparatur Sipil  Negara yang bertugas pada Lembaga Nonstruktural, instansi pemerintah yang menerapkan  pola  pengelolaan  keuangan  Badan Layanan  Umum/Badan  Layanan  Umum  Daerah, Lembaga   Penyiaran   Publik,   dan   Perguruan   Tinggi Negeri Baru berdasarkan  Peraturan  Presiden Nomor  10  Tahun  2016 tentang Dosen dan Tenaga Kependidikan pada  Perguruan  Tinggi   N egeri  Baru   sesuai   dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;  dan
        k.     Aparatur   Negara   lainnya    sesuai   dengan   ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4)   Pejabat Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e terdiri atas:
a.    Presiden  dan  Wakil Presiden;
b.    Ketua,       Wakil       Ketua,       dan  Permusyawaratan Rakyat;
c.     Ketua,   Wakil  Ketua,   dan  Anggota  Dewan  Perwakilan Rakyat;
d.    Ketua,   Wakil  Ketua,   dan  Anggota   Dewan  Perwakilan Daerah;
e.    Ketua, Wakil  Ketua, Ketua Muda, dan  Hakim Agung  pada Mahkamah Agung  serta Ketua, Wakil  Ketua, dan Hakim pada semua badan peradilan,  kecuali Hakim  ad hoc,
f.     Ketua,      Wakil     Ketua,      dan    Anggota     Mahkamah Konstitusi;
g.    Ketua,   Wakil  Ketua,   dan  Anggota   Badan  Pemeriksa Keuangan;
h.    Ketua,  Wakil Ketua,  dan Anggota  Komisi Yudisial;
1.    Ketua dan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi;
J.     Menteri  dan pejabat setingkat menteri;
k.    Kepala   Perwakilan  Republik   Indonesia  di  luar  negeri yang berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh;
1.    Gubernur dan  Wakil Gubernur;
m.   Bupati/Wali  Kota dan  Wakil Bupati/Wakil Wali Kota;  dan
n.    Pejabat Negara lain yang  ditentukan oleh Undang-Undang.

(5)   Pensiunan  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal   2  terdiri atas:
        a.    Pensiunan  PNS;
        b.    Pensiunan Prajurit TNI;
        c.     Pensiunan  Anggota  Polri;  dan
        d.    Pensiunan Pejabat  Negara.

(6)   Pensiunan Prajurit TNI  sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b termasuk:
        a.    Penerima Tunjangan Bersifat Pensiun  Prajurit TNI;  dan
        b.    Penerima Tunjangan  Pokok Prajurit TNl,  sesuai  dengan ketentuan  peraturan  perundang-undangan yang mengatur mengenai  administrasi  Prajurit TNI.

(7)   Pensiunan Anggota Polri sebagaimana dimaksud pada ayat (5)  huruf c termasuk:
        a.    Penerima Tunjangan Bersifat Pensiun Anggota Polri; dan
        b.    Penerima Tunjangan  Pokok Anggota  Polri, sesuai  dengan ketentuan peraturan  perundang-undangan  yang mengatur mengenai  hak-hak Anggota  Polri.

(8)   Penerima Pensiun  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  2 terdiri  atas:
        a.    Penerima Pensiun janda/ duda atau anak dari PNS yang meninggal  dunia atau tewas;
        b.    Penerima    Pensiun    janda/ duda    atau    anak    dari Pensiunan PNS yang meninggal dunia sebagaimana dimaksud pada ayat (5)  huruf a;
        c.    Penerima Pensiun orang tua dari PNS yang tewas yang tidak  mempunyai  istri/ suami  dan anak;
        d.    Penerima   Pensiun  warakawuri/ duda  atau  anak  dari Prajurit TNI yang gugur/tewas/meninggal  dunia;
        e.     Penerima  Pensiun  warakawuri/ duda  atau  anak  dari Pensiunan  Prajurit  TNI  yang  meninggal  dunia sebagaimana  dimaksud pada ayat (5)  huruf b;
        f.    Penerima  Pensiun   warakawuri/ duda  atau  anak  dari Anggota  Polri yang gugur/tewas/meninggal  dunia;
        g.     Penerima  Pensiun  warakawuri/ duda  atau  anak  dari Pensiunan Anggota Polri yang meninggal dunia sebagaimana dimaksud pada ayat (5)  huruf c;
        h.    Penerima Pensiun janda/ duda atau anak dari Pejabat Negara yang meninggal  dunia atau tewas;
        1.    Penerima    Pensiun    janda/ duda    atau    anak    dari Pensiunan Pejabat Negara yang meninggal dunia sebagaimana dimaksud pada ayat (5)  huruf d;  dan
        j.       Penerima Pensiun orang tua dari Pejabat Negara yang tewas dan tidak  mempunyai  istri/suami  dan anak,  sesuai  dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(9)   Penerima Tunjangan sebagaimana dimaksud dalam  Pasal 2  terdiri  atas:
        a.     Penerima Tunjangan Veteran;
        b.    Penerima   Tunjangan    Kehormatan    Anggota   Komite Nasional  Indonesia  Pusat;
        c.     Penerima Tunjangan  Penghargaan  Perintis Pergerakan Kebangsaan/ Kemerdekaan;
        d.    Penerima    Tunjangan    janda/ duda    dari    Penerima Tunjangan   sebagaimana   dimaksud   dalam  huruf   a, huruf b,  dan huruf c;
        e.     Penerima Tunjangan Bekas Tentara  Koninklijk  Nederland Indonesisch Leger/Koninklijk Marine;
        f.    Penerima Tunjangan Bersifat Pensiun warakawuri/ duda atau anak dari  Penerima Tunjangan Bersifat Pensiun Prajurit TNI;
        g.     Penerima  Tunjangan Pokok warakawuri/ duda  atau anak dari  Penerima Tunjangan  Pokok  Prajurit TNI;
        h.    Penerima Tunjangan  Pokok  orang  tua  Prajurit TNI  yang gugur/ tewas / meninggal dunia dalam dan / atau  oleh karena dinas dan  tidak  meninggalkan istri/ suami dan  anak;
        1.    Penerima  Tunjangan   Bersifat  Pensiun   warakawuri/ duda  atau   anak  dari  Penerima  Tunjangan   Bersifat Pensiun  Anggota  Polri;
        j.       Penerima  Tunjangan   Pokok    warakawuri/ duda  atau anak dari Penerima Tunjangan  Pokok Anggota  Polri;
        k.         Penerima Tunjangan  Pokok   orang   tua   Anggota  Polri yang gugur/tewas/meninggal dunia dalam dan/atau oleh  karena dinas dan tidak  meninggalkan istri/ suami dan anak;  dan
        1.    Penerima Tunjangan  Cacat bagi  PNS,  Pejabat Negara, Prajurit TNI, dan Anggota  Polri,
sesuai  dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(10) Penerima    Tunjangan     sebagaimana     dimaksud     pada ayat (9)  termasuk:
        a.    janda/ duda,  anak,  atau orang tua Penerima Tunjangan tambahan penghasilan atau yang disebut juga sebagai gaji   terusan   dari   PNS    atau   Pejabat  Negara   yang meninggal dunia atau  tewas sesuai dengan ketentuan peraturan  perundang-undangan  yang  mengatur mengenai pemberian tunjangan  tambahan  penghasilan bagi  pensiun janda/ duda PNS;
        b.   janda/ duda atau anak Penerima Tunjangan tambahan penghasilan atau  yang disebut juga  sebagai  pensiun terusan dari Pensiunan PNS atau Pensiunan Pejabat Negara yang mcninggal dunia sesuai dengan ketentuan peraturan   perundang-undangan  yang  mengatur mengenai pemberian tunjangan  tambahan penghasilan bagi  pensiun janda/ duda PNS;
        c.     warakawuri/ duda,  anak,  atau orang tua penerima gaji terusan dari Prajurit TNI atau Anggota Polri yang gugur/tewas/meninggal  dunia  atau  yang dinyatakan hilang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang• undangan;  dan
        d.    warakawuri/ duda    atau    anak    Penerima    Pensiun terusan  dari Pensiunan  Prajurit  TNI  atau  Pensiunan Anggota Polri yang meninggal dunia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 4

(1)   Pegawai  Non-Pegawai Aparatur  Sipil  Negara  sebagaimana dimaksud  dalam Pasal  3 ayat (3)  huruf j  harus memenuhi persyaratan sebagai  berikut:
        a.     warga negara Indonesia;
        b.    pada saat Peraturan Pemerintah ini diundangkan,  telah melaksanakan   tugas  pokok organisasi   secara  penuh dan terus menerus paling singkat selama 1   (satu)  tahun sejak pengangkatan atau penandatanganan  perjanjian kerja;
        c.    pendanaan   belanja  pegawainya  bersumber  dari Anggaran  Pendapatan  dan  Belanja  Negara  atau Anggaran  Pendapatan  dan Belanja Daerah;  dan
        d.    diangkat   oleh    pejabat   yang   memiliki   kewenangan   dan/ atau telah menandatangani perjanjian kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2)   Dalam  hal   Pegawai   Non-Pegawai   Aparatur   Sipil   Negara  belum melaksanakan  tugas pokok organisasi secara penuh dan  terus  menerus  paling singkat  selama  1    (satu)  tahun sebagaimana dimaksud  pada ayat (1)  huruf b,  tunjangan Hari   Raya    dan/ atau  gaji   ketiga  belas  dapat   diberikan apabila:
        a.   telah menandatangani perjanjian kerja dengan pejabat yang  memiliki   kewenangan  sesuai   dengan  keten tuan peraturan perundang-undangan dan dalam perjanjian kerja dimaksud telah dinyatakan berhak menerima tunjangan Hari  Raya dan/ atau gaji ketiga belas;  atau
        b.   telah   ditetapkan    menerima   tunjangan    Hari   Raya dan/ atau  gaji    ketiga   belas   oleh    Pejabat   Pembina Kepegawaian dalam surat keputusan  pengangkatannya sesuai  dengan  ketentuan  peraturan  perundang• undangan.

(3)  Lembaga   Nonstruktural   yang   Pimpinan,   Anggota,   dan Pegawai  Non-Pegawai Aparatur  Sipil  Negara  sebagaimana dimaksud  dalam  Pasal  3   ayat  (3)   huruf  f  dan  huruf j diberikan tunjangan Hari  Raya  dan/ atau gaji ketiga belas, ditetapkan oleh  menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan  di  bidang  pendayagunaan Aparatur  Negara dan reformasi  birokrasi.

Pasal 5

Tunjangan   Hari   Raya  dan   gaji  ketiga  belas   sebagaimana dimaksud  dalam Pasal 2 tidak diberikan kepada PNS,  Prajurit TNI,  dan Anggota  Polri  sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat ( 1)  huruf a,  huruf c, dan huruf d, dalam hal:
a.  sedang cuti di  luar tanggungan negara atau  dengan sebutan lain;  atau
b.  sedang  ditugaskan  di   luar   instansi   pemerintah   baik  di dalam negeri  maupun di  luar  negeri yang gajinya dibayar oleh  instansi  tempat penugasan,  sesuai  dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 6

(1)  Tunjangan    Hari    Raya     dan    gaji    ketiga    belas    yang anggarannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara bagi PNS,  PPPK, Prajurit TNI, Anggota Polri, Pejabat Negara, Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi, pimpinan Lembaga Penyiaran Publik, dan Pegawai Non-Pegawai Aparatur Sipil Negara yang bertugas pada Lembaga  Penyiaran Publik,  terdiri  atas:
    a.     gaji pokok;
    b.     tunjangan keluarga;
    c.     tunjangan pangan;
    d.     tunjangan jabatan atau tunjangan umum;  dan
    e.      50%  (lima  puluh  persen)  tunjangan kincrja,  sesuai   pangkat,    jabatan,    peringkat   jabatan,    atau   kelas jabatannya.


(2)  Tunjangan    Hari    Raya     dan    gaji    ketiga    belas    yang anggarannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bagi  PNS dan PPPK,  terdiri  atas:
a.     gaji pokok;
b.     tunjangan keluarga;
c.      tunjangan pangan;
d.     tunjangan jabatan atau tunjangan umum;  dan
e.     tambahan penghasilan paling banyak 50%  (lima puluh persen)   yang  diterima   dalam   1       (satu)   bulan   bagi instansi   pemerintah  daerah  yang  memberikan tambahan penghasilan dengan memperhatikan kemampuan kapasitas fiskal daerah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, sesuai   pangkat,   jabatan,   peringkat  jabatan,   atau  kelas jabatannya.

(3)   Dalam hal  guru  dan dosen yang gaji pokoknya bersumber dari   Anggaran   Pendapatan   dan   Belanja   Negara   tidak menerima tunjangan  kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)  huruf e,  dapat diberikan 50%  (lima puluh  persen) tunjangan  profesi   guru   atau  50%    (lima   puluh   persen) tunjangan profesi dosen yang diterima dalam 1   (satu)  bulan.

(4)  Dalam hal guru yang gaji pokoknya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tidak menerima tambahan  penghasilan  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat (2)  huruf e, dapat diberikan paling banyak 50%  (lima puluh persen)  tunjangan  profesi  guru  atau  paling banyak  50% (lima puluh persen)  tambahan  penghasilan guru Aparatur Sipil  Negara yang diterima dalam  1   (satu)  bulan.

(5)   Dalam hal  dosen yang memiliki jabatan akademik profesor yang gaji pokoknya bersumber  dari Anggaran  Pendapatan dan Belanja Negara tidak menerima tunjangan kinerja sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   ( 1) huruf  e,   dapat diberikan 50%  (lima puluh persen) tunjangan profesi dosen atau 50%  (lima puluh persen)  tunjangan kehormatan yang diterima dalam 1    (satu)  bulan.

(6)  Dalam  hal  PNS,   Prajurit TNI,  Anggota  Polri,  dan  Pejabat Negara  yang ditempatkan  atau  ditugaskan  di  perwakilan Republik Indonesia di luar negeri yang gaji pokoknya bersumber dari Anggaran  Pendapatan dan Belanja Negara tidak menerima tunjangan  kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat  (1)  huruf e,  dapat  diberikan  50%   (lima  puluh persen)  tunjangan  penghidupan luar  negeri yang diterima dalam  1   (satu)  bulan  sesuai  pangkat, jabatan,  atau jenjang gelar diplomatik.

(7)  Tunjangan  Hari   Raya   dan  gaji   ketiga  belas  bagi  wakil menteri,  paling banyak  sebesar  85%   (delapan  puluh  lima persen) dari tunjangan Hari Raya dan gaji ketiga belas yang diberikan kepada Menteri.

Pasal  7

(1)  Tunjangan    Hari    Raya   dan    gaji    ketiga    belas    yang anggarannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara  bagi  Calon PNS terdiri  atas:
a.     80%  (delapan  puluh  persen)  dari  gaji pokok PNS;
b.     tunjangan keluarga;
c.      tunjangan pangan;
d.     tunjangan umum;  dan
e.      50%  (lima  puluh persen)  tunjangan kinerja,  sesuai   pangkat,   jabatan,   peringkat  jabatan,   atau  kelas jabatannya.

(2)  Tunjangan  Hari Raya dan  gaji ketiga belas yang anggarannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bagi  Calon PNS,  terdiri  atas:
a.     80%  (delapan  puluh  persen)  dari  gaji  pokok PNS;
b.     tunjangan keluarga;
c.     tunjangan pangan;
d.     tunjangan jabatan atau tunjangan umum;  dan
e.     tambahan penghasilan paling banyak 50%  (lima puluh persen)  bagi  instansi  pemerintah  daerah  yang memberikan       tam bahan       penghasilan         dengan memperhatikan   kemampuan  kapasitas  fiskal  daerah dan  sesuai  dengan ketentuan  peraturan  perundang• undangan, sesuai   pangkat,   jabatan,   peringkat   jabatan,   atau  kelas jabatannya.

Pasal 8

Tunjangan Hari  Raya dan gaji ketiga belas bagi  Pensiunan  dan Penerima Pensiun terdiri  atas:
a.     pensiun pokok;
b.    tunjangan keluarga;
c.    tunjangan pangan;  dan
d.    tambahan penghasilan.

Pasal 9

Tunjangan Hari  Raya dan  gaji   ketiga  belas  bagi   Penerima Tunjangan sebesar tunjangan yang diterima oleh  Penerima Tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang• undangan.

Pasal  11

(1)   Tunjangan Hari  Raya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dibayarkan  paling cepat 10  (sepuluh)  hari  kerja sebelum tanggal  Hari  Raya.
(2)   Dalam  hal  tunjangan  Hari  Raya  sebagaimana  dimaksud pada ayat (1) belum dapat dibayarkan, tunjangan Hari Raya dapat dibayarkan setelah tanggal  Hari  Raya.
(3)   Besaran     tunjangan     Hari      Raya       yang     dibayarkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 sampai dengan Pasal  9  didasarkan  pada  besaran  komponen penghasilan  yang dibayarkan pada bulan Maret Tahun  2023.

Pasal  12

(1)  Gaji ketiga belas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dibayarkan paling cepat pada bulan Juni Tahun 2023.
(2)   Dalam  hal  gaji  ketiga  belas  sebagaimana  dimaksud  pada ayat  (1)   belum dapat  dibayarkan,  gaji  ketiga  belas  ctapat dibayarkan setelah bulan  Juni Tahun 2023.
(3) Besaran gaji  ketiga belas yang dibayarkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 sampai dengan Pasal 9 didasarkan pada   besaran   komponen  penghasilan   yang  dibayarkan pada bulan Mei Tahun  2023.

Pasal  13

(1)   Tunjangan  Hari  Raya dan  gaji  ketiga  belas  sebagaimana dimaksud  dalam Pasal  2  tidak dikenakan  potongan iuran dan/ atau potongan lain  berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal  16

Anggaran yang  diperlukan untuk pelaksanaan Peraturan Pemerintah  ini bersumber dari:
a.  Anggaran  Pendapatan dan Belanja Negara  bagi:
1.     PNS dan Calon PNS yang bekerja pada instansi  pusat;
2.     PPPK yang bekerja pada instansi  pusat;
3.     Pejabat Negara selain Gubernur, Waki Gubernur, Bupati, Wali Kota,Wakil Bupati, dan Wakil Wali Kota;
4.      Prajurit TNI;
5.      Anggota  Polri;
6.      Pensiunan;
7.      Penerima Pensiun;
8.      Penerima Tunjangan;
9.     Wakil  Menteri;
10.   Staf Khusus  di lingkungan  kementerian/lembaga;
11.   Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan  Korupsi;
12.   Hakim ad hoc;
13.   Pimpinan dan Anggota  Lembaga  Nonstruktural;
14.   Pimpinan Sadan Layanan  Umum;
15.   Pimpinan Lembaga  Penyiaran Publik;
16.   pejabat yang hak keuangan atau hak administratifnya disetarakan atau setingkat dengan:
        a)     Menteri;
        b)     Wakil  Menteri;
        c)     Pejabat Pimpinan Tinggi;
        d)     Administrator;  atau
        e)     Pengawas;
17.   Pegawai   Non-Pegawai   Aparatur   Sipil    Negara   yang bertugas pada instansi pusat, termasuk Pegawai Non  Aparatur Sipil Negara yang bertugas pada Lembaga Nonstruktural, instansi pemerintah yang menerapkan pola pengelolaan keuangan Sadan Layanan Umum, Lembaga Penyiaran Publik, dan Perguruan Tinggi  Negeri Baru berdasarkan  Peraturan Presiden Nomor 10  Tahun  2016 tentang  Dosen dan Tenaga Kependidikan pada Perguruan Tinggi Negeri Baru;  dan
18. Aparatur Negara lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b.      Anggaran  Pendapatan dan Belanja Daerah bagi:
        1.       PNS dan  Calon  PNS yang  bckerja pada instansi daerah;
        2.      PPPK yang bekerja pada instansi  daerah;
        3.      Gubernur dan Wakil Gubernur;
        4.      Bupati/Wali  Kota  dan Wakil Bupati/ Wakil  Wali Kota;
        5.      Pimpinan dan  Anggota Dewan  Perwakilan Rakyat  Daerah;
        6.      Pimpinan Sadan Layanan  Umum Daerah;  dan
        7.      Pegawai     Non-Pegawai    Aparatur    Sipil    Negara    yang bertugas pada instansi  daerah yang   menerapkan  pola pengelolaan keuangan Sadan Layanan Umum Daerah.

Pasal  17

(1)    Ketentuan    lebih     lanjut    mengenai    teknis   pemberian tunjangan Hari Raya dan gaji ketiga belas yang bersumber dari   Anggaran   Pendapatan   dan  Belanja  Negara   diatur dengan Peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan  di bidang keuangan.
(2)    Ketentuan    lebih     lanjut    mengenai    teknis   pemberian tunjangan Hari  Raya dan gaji  ketiga belas yang bersumber dari   Anggaran   Pendapatan   dan  Belanja  Daerah  diatur dengan Peraturan Kepala  Daerah.

Pasal  18

Pada saat  Peraturan  Pemerintah ini mulai  berlaku,  Peraturan Pemerintah     Nomor    16    Tahun    2022   tentang    Pemberian Tunjangan Hari  Raya dan  Gaji  Ketiga  Belas kepada  Aparatur Negara,      Pensiunan,   Penerima  Pensiun,  dan  Penerima Tunjangan Tahun 2022    dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal  19

Peraturan    Pemerintah    ini   mulai     berlaku     pada   tanggal diundangkan.

Ditetapkan  di Jakarta
pada tanggal  29  Maret  2023

PRESIDEN  REPUBLIK  INDONESIA,
ttd.
JOKO  WIDODO

Diundangkan  di Jakarta pada tanggal  29  Maret 2023
MENTERI SEKRETARIS   NEGARA REPUBLIK  INDONESIA,
ttd.

PRATIKNO


Salinan lengkap PP Nomor 15 Tahun 2023 tentang Pemberian Tunjangan  Hari   Raya   dan  Gaji  Ketiga  Belas  kepada Aparatur Negara, Pensiunan, Penerima Pensiun, dan Penerima Tunjangan Tahun 2023 silakan unduh di bawah ini

OKE

Related Posts