Laporkan Penyalahgunaan

Blog berisi kumpulan produk hukum Indonesia.

Permendikbud No 22 Tahun 2023; Standar Sarana dan Prasarana pada PAUD, DIKDAS, DIKMEN

Permendikbud No 22 Tahun 2023; Standar Sarana dan Prasarana pada PAUD, DIKDAS, DIKMEN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2023
TENTANG
STANDAR SARANA DAN PRASARANA PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA,


Menimbang    :  bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 26 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tentang Standar Sarana dan Prasarana    pada   Pendidikan   Anak   Usia   Dini,   Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah;

Mengingat      :   

  1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik    Indonesia Tahun 1945;
  2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan    Nasional   ;
  3. Undang-Undang    Nomor    39    Tahun    2008    tentang  Kementerian  Negara  ;
  4. Undang-Undang    Nomor    8    Tahun    2016    tentang Penyandang    Disabilitas  ;
  5. Peraturan  Pemerintah  Nomor  13  Tahun  2020  tentang Akomodasi yang Layak untuk Peserta Didik Penyandang Disabilitas ;
  6. Peraturan  Pemerintah  Nomor  57  Tahun  2021  tentang Standar Nasional Pendidikan  sebagaimana telah  diubah  dengan  Peraturan  Pemerintah  Nomor  4  Tahun    2022    tentang    Perubahan    atas    Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan ;
  7. Peraturan  Presiden  Nomor  62  Tahun  2021  tentang Kementerian    Pendidikan,    Kebudayaan,    Riset,    dan Teknologi ;
  8. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 28 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


MEMUTUSKAN:

Menetapkan    :  PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN    TEKNOLOGI   TENTANG   STANDAR   SARANA   DAN PRASARANA PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, JENJANG PENDIDIKAN    DASAR,     DAN     JENJANG     PENDIDIKAN MENENGAH.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

  1. Standar Sarana dan Prasarana adalah kriteria minimal sarana dan prasarana yang harus tersedia pada satuan pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan.
  2. Jalur  Pendidikan  adalah  wahana  yang  dilalui  Peserta Didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
  3. Jenjang  Pendidikan  adalah  tahapan  pendidikan  yang ditetapkan  berdasarkan  tingkat  perkembangan  Peserta Didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.
  4. Jenis Pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan.
  5. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan Jenis Pendidikan tertentu.
  6. Penyandang   Disabilitas   adalah   setiap   orang   yang mengalami    keterbatasan    fisik,    intelektual,    mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak.
  7. Akomodasi yang Layak adalah modifikasi dan penyesuaian yang tepat dan diperlukan untuk menjamin penikmatan atau    pelaksanaan   semua   hak   asasi   manusia   dan kebebasan fundamental untuk Penyandang Disabilitas berdasarkan kesetaraan.

Pasal 2

Standar Sarana dan Prasarana digunakan sebagai pedoman  bagi pemerintah, pemerintah daerah, satuan pendidikan, dan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana satuan pendidikan pada pendidikan anak usia dini, Jenjang Pendidikan dasar, dan Jenjang Pendidikan menengah.

BAB II
LINGKUP STANDAR SARANA DAN PRASARANA

Pasal 3

(1)   Standar Sarana dan Prasarana terdiri atas:
        a.    Standar Sarana dan Prasarana pada pendidikan anak usia dini;
        b.    Standar   Sarana   dan   Prasarana   pada   Jenjang Pendidikan dasar; dan
        c.    Standar   Sarana   dan   Prasarana   pada   Jenjang Pendidikan menengah.
(2)    Standar Sarana dan Prasarana pada pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi Standar    Sarana  dan  Prasarana  pada  taman  kanak- kanak/raudatul athfal/taman kanak-kanak luar biasa/ kelompok bermain/taman penitipan anak/bentuk lain yang sederajat.
(3)    Standar Sarana Prasarana pada Jenjang Pendidikan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
        a.    Standar   Sarana   dan   Prasarana   pada   sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah/sekolah dasar luar biasa/paket A/bentuk lain yang sederajat; dan
        b.    Standar Sarana  dan Prasarana   pada   sekolah menengah  pertama/madrasah  tsanawiyah/sekolah  menengah pertama luar biasa/paket B/bentuk lain yang sederajat.
(4)   Standar Sarana dan Prasarana pada Jenjang Pendidikan menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:
        a.    Standar   Sarana   dan   Prasarana   pada   sekolah menengah atas/madrasah aliyah/sekolah menengah atas luar biasa/paket C/bentuk lain yang sederajat; dan
        b.    Standar   Sarana   dan   Prasarana   pada   sekolah menengah   kejuruan/madrasah   aliyah   kejuruan/bentuk lain yang sederajat.

BAB III
KOMPONEN STANDAR SARANA DAN PRASARANA
Bagian Kesatu

Umum

Pasal 4

(1)   Standar Sarana dan Prasarana pada pendidikan anak usia dini, Jenjang Pendidikan dasar, dan Jenjang Pendidikan menengah terdiri atas komponen:
        a.    sarana; dan
        b.    prasarana.
(2)    Standar Sarana dan Prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk:
        a.    sarana spesifik; dan
        b.    prasarana spesifik.
(3)   Sarana  spesifik  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (2)  huruf a berlaku untuk pendidikan khusus bagi Peserta  Didik Penyandang Disabilitas.
(4)   Prasarana spesifik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berlaku untuk:
        a.    pendidikan anak usia dini;
        b.    pendidikan kejuruan; dan
        c.    pendidikan khusus bagi Peserta Didik Penyandang Disabilitas.

Bagian Kedua
Sarana

Pasal 5

(1)    Sarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dan perlengkapan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
(2)   Sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
        a.    bahan pembelajaran;
        b.    alat pembelajaran; dan
        c.    perlengkapan.
(3)    Bahan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a merupakan segala bentuk dan jenis materi yang digunakan dalam proses pembelajaran.
(4)   Alat pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan segala bentuk dan jenis benda yang digunakan dalam proses pembelajaran termasuk media untuk menyampaikan pesan dan informasi.
(5)   Perlengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf  c merupakan segala bentuk dan jenis benda yang berfungsi sebagai penunjang untuk mencapai tujuan pembelajaran di satuan pendidikan.

Pasal 6

(1)    Sarana  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  5  harus memenuhi ketentuan:
        a.    sesuai dengan kebutuhan jalur, jenjang, dan Jenis Pendidikan tertentu;
        b.    mengakomodasi karakteristik dan kebutuhan Peserta Didik dengan memperhatikan gender, keberagaman budaya, bahasa, agama, dan kepercayaan;
        c.    memperhatikan kebutuhan Akomodasi yang Layak bagi Peserta Didik Penyandang Disabilitas;
        d.    menggunakan sumber daya  yang tersedia di lingkungan sekitar satuan pendidikan;
        e.    keamanan, kesehatan, dan keselamatan; dan
        f.     ramah terhadap kelestarian lingkungan.
(2)    Selain    memenuhi    ketentuan    sarana    sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sarana pada pendidikan anak usia dini harus memenuhi ketentuan:
        a.    sesuai   dengan   kebutuhan   anak   yang   meliputi pendidikan, kesehatan, gizi, perawatan, pengasuhan, perlindungan, dan kesejahteraan;
        b.    keragaman    dan    kesempatan    bermain,    tahap perkembangan, dan memfasilitasi kebebasan Peserta Didik menentukan pilihan sesuai minatnya; dan
        c.    sesuai  dengan  perkembangan  anak,  karakteristik Peserta Didik, dan kebutuhan yang relevan bagi layanan  program  di  satuan  pendidikan  anak usia dini.
(3)    Selain    memenuhi    ketentuan    sarana    sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sarana pada pendidikan kejuruan harus memenuhi ketentuan:
        a.    jenis  dan  jumlah  peralatan  utama  dan  peralatan pendukung sesuai dengan konsentrasi keahlian;
        b.    kesehatan, keselamatan kerja, dan lingkungan hidup serta sesuai dengan ketentuan lain yang relevan dengan konsentrasi keahlian; dan
        c.    penyelenggaraan   pembelajaran   praktik   berbasis proyek dan penyelenggaraan uji kompetensi keahlian sesuai dengan karakteristik konsentrasi keahlian yang dikembangkan.

Bagian Ketiga
Prasarana

Pasal 7

(1)   Prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)  huruf b merupakan fasilitas dasar yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi satuan pendidikan.
(2)   Prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
        a.    lahan;
        b.    bangunan; dan
        c.    ruang.

Pasal 8

(1)   Lahan  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  7  ayat  (2) huruf a berupa sebidang tanah yang dimanfaatkan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan.
(2)   Lahan  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)  harus memenuhi ketentuan:
        a.    luas lahan dapat menampung sarana dan prasarana pendidikan dengan mempertimbangkan:
            1.    proyeksi jumlah Peserta Didik dan rombongan belajar;
            2.    ketuntasan belajar pada jalur, jenjang, dan Jenis Pendidikan; dan
            3.    jenis dan jumlah ruang;
        b.    memiliki  ruang  terbuka  hijau  untuk  mendukung proses pembelajaran dan fungsi ekologis;
        c.    berada di lingkungan yang nyaman, terhindar dari  potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat;
        d.    lokasi sesuai dengan peruntukan dan mendapat izin pemanfaatan lahan dari pemerintah daerah;
        e.    memiliki   status   hak   atas   tanah, tidak dalam sengketa, dan/atau memiliki izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
        f.     memiliki akses jalan yang layak untuk ditempuh dan  memenuhi aksesibilitas bagi Penyandang Disabilitas.
(3)   Dalam hal terdapat permukaan terbuka di atas air yang digunakan  untuk   penyelenggaraan pendidikan, permukaan terbuka tersebut termasuk prasarana.

Pasal 9

(1)    Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf b merupakan wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang    berfungsi    sebagai    tempat    penyelenggaraan pendidikan.
(2)   Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi ketentuan:
    a.    memiliki luas bangunan dengan mempertimbangkan:
            1.    proyeksi jumlah Peserta Didik dan rombongan belajar; dan
            2.    jenis dan jumlah ruang;
    b.    tata   bangunan   yang   meliputi   koefisien   dasar bangunan, koefisien lantai bangunan, ketinggian dan jarak bebas bangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
    c.    keselamatan yang meliputi kekuatan konstruksi dan ketahanan terhadap bencana yang disebabkan oleh faktor alam, nonalam, dan/atau manusia;
    d.    kesehatan yang meliputi penghawaan, pencahayaan, akses sumber air bersih, dan sanitasi;
    e.    keamanan yang berupa peringatan bahaya, jalur dan akses evakuasi yang dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi penunjuk arah yang jelas;
    f.     kenyamanan yang meliputi kenyamanan ruang gerak  dan hubungan antar ruang, kondisi dalam ruang, pandangan, serta tingkat getaran dan tingkat kebisingan;
    g.    memiliki instalasi jaringan listrik dan/atau sumber energi    lainnya   sesuai   dengan   kebutuhan   dan ketentuan peraturan perundang-undangan;
    h.    aksesibilitas  termasuk  fasilitas  untuk  Penyandang Disabilitas; dan
    i.    menggunakan  bahan  bangunan  yang  aman  bagi kesehatan    dan    keselamatan    untuk    pengguna bangunan dan lingkungan.

Pasal 10

(1)    Ruang  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  7  ayat  (2) huruf    c  merupakan  tempat  yang  digunakan  untuk kegiatan pembelajaran teori, praktik, dan kegiatan lainnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang dapat berupa ruang terbuka atau ruang tertutup.

(2)    Ruang  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)  harus memenuhi ketentuan:
        a.    jenis dan jumlah ruang disesuaikan dengan fungsi ruang menurut jalur, jenjang, dan Jenis Pendidikan;
        b.    keamanan dan keselamatan yang meliputi peringatan  bahaya, jalur dan akses evakuasi yang dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi penunjuk arah yang jelas;
        c.    kesehatan yang meliputi kebersihan, penghawaan, pencahayaan,  dengan  mengutamakan  penghawaan  dan pencahayaan alami; dan
        d.    aksesibilitas  termasuk  fasilitas  untuk  Penyandang Disabilitas.

Pasal 11

Ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 terdiri atas:
a.    ruang kelas;
b.    ruang perpustakaan;
c.    ruang laboratorium;
d.    ruang administrasi;
e.    ruang kesehatan;
f.     tempat beribadah;
g.    tempat bermain atau berolahraga;
h.    kantin; dan
i.     toilet.

Pasal 12

(1)   Ruang kelas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a berfungsi sebagai tempat kegiatan pembelajaran:
    a.    teori;
    b.    praktik yang tidak memerlukan peralatan khusus; dan/atau
    c.    praktik    dengan    alat    khusus    yang    mudah dihadirkan.
(2)    Ruang kelas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi ketentuan:
    a.    rasio luas ruang kelas minimal 2 (dua) meter persegi per Peserta Didik untuk:
        1.    sekolah     dasar/madrasah     ibtidaiyah/paket A/bentuk lain yang sederajat;
        2.    sekolah        menengah        pertama/madrasah tsanawiyah/paket B/bentuk lain yang sederajat;
        3.    sekolah    menengah    atas/madrasah    aliyah/paket C/bentuk lain yang sederajat; dan
        4.    sekolah  menengah  kejuruan/madrasah  aliyah kejuruan/bentuk lain yang sederajat; dan
    b.    rasio luas ruang kelas minimal 3 (tiga) meter persegi per Peserta Didik untuk:
        1.    taman kanak-kanak/raudatul athfal/kelompok bermain/taman   penitipan   anak/bentuk   lain yang sederajat; dan
        2.    taman kanak-kanak luar biasa, sekolah dasar luar  biasa,  sekolah  menengah  pertama  luar biasa, dan sekolah menengah atas luar biasa.

Pasal 13

(1)   Ruang perpustakaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal  11 huruf b berfungsi sebagai tempat kegiatan memperoleh berbagai informasi dari bahan pustaka.
(2)   Ruang perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)  harus memenuhi ketentuan:
        a.    luas minimal ruang perpustakaan sama dengan luas 1 (satu) ruang kelas; dan
        b.    dilengkapi   dengan   sarana   perpustakaan   yang disesuaikan dengan koleksi dan pelayanan, untuk menjamin keberlangsungan fungsi perpustakaan dan kenyamanan.

Pasal 14

(1)   Ruang laboratorium sebagaimana dimaksud dalam Pasal  11 huruf c berfungsi sebagai ruang untuk pembelajaran praktik yang memerlukan peralatan khusus.
(2)   Ruang laboratorium sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi ketentuan:
        a.    luas minimal ruang laboratorium sama dengan 1,5 (satu koma lima) dari luas ruang kelas; dan
        b.    dilengkapi dengan sarana laboratorium yang disesuaikan dengan model, metode, strategi, dan tujuan pembelajaran.

Pasal 15

(1)   Ruang administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal  11  huruf  d  berfungsi  sebagai  ruang  kepala  satuan  pendidikan, ruang pendidik, dan/atau ruang tata usaha untuk melaksanakan kegiatan pengelolaan dan layanan administrasi satuan pendidikan.
(2)   Ruang administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)  harus memenuhi ketentuan:
        a.    berupa ruangan terpisah atau berada dalam 1 (satu) ruangan yang sama; dan
        b.    dilengkapi   dengan   peralatan   dan   perlengkapan pendukung kegiatan pengelolaan dan layanan administrasi sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan.

Pasal 16

(1)    Ruang kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf e berfungsi sebagai tempat penanganan dini warga satuan pendidikan yang mengalami gangguan kesehatan.
(2)   Ruang kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi ketentuan:
        a.    berupa ruang tersendiri atau bagian dari ruang lain; dan
        b.    dilengkapi   dengan   peralatan   dan   perlengkapan pendukung kegiatan layanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan.

Pasal 17

(1)   Tempat beribadah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11  huruf f berfungsi sebagai tempat untuk beribadah bagi warga satuan pendidikan sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
(2)    Penyediaan     tempat     beribadah     bertujuan     untuk melindungi dan menghormati hak beribadah bagi setiap warga satuan pendidikan sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
(3)   Tempat beribadah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi ketentuan:
        a.    berupa  ruang  terpisah,  bagian  dari  ruang  lain, dan/atau  ruang  yang  digunakan  dengan  prinsip  berbagi pakai untuk semua warga satuan pendidikan dari berbagai agama dan kepercayaan dengan memperhatikan norma dan ketentuan yang berlaku, sesuai dengan kondisi satuan pendidikan; dan/atau
        b.    menggunakan  ruang  secara  berbagi  sumber  daya dengan lingkungan di sekitar satuan pendidikan.

Pasal 18

(1)    Tempat bermain atau berolahraga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf g berfungsi sebagai tempat yang digunakan oleh warga satuan pendidikan untuk kegiatan bermain    dan/atau     berolahraga     dalam     rangka meningkatkan kebugaran dan kesehatan.
(2)    Tempat bermain atau berolahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi ketentuan:
        a.    bentuk dan luas disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing satuan pendidikan; dan 
        b.    dilengkapi    dengan    peralatan    sesuai    dengan kurikulum satuan pendidikan.

Pasal 19

(1)    Kantin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf h berfungsi    sebagai   tempat   penyediaan   makanan  dan minuman yang sehat dan aman bagi warga satuan pendidikan
(2)   Kantin  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)  harus memenuhi ketentuan:
        a.    berupa ruang tersendiri atau bagian dari ruang lain;
        b.    berlokasi   di   tempat   yang   aman   dari   potensi pencemaran; dan
        c.    dilengkapi   dengan   peralatan   dan   perlengkapan kantin sehat sesuai kondisi satuan pendidikan.

Pasal 20

(1)    Toilet  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  11  huruf  i berfungsi sebagai fasilitas sanitasi untuk tempat buang air besar dan kecil serta tempat cuci tangan dan muka.
(2)    Toilet   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (1)   harus memenuhi ketentuan:
        a.    sesuai  dengan  usia,  jenis  kelamin,  jumlah  warga satuan pendidikan;
        b.    berfungsi dengan baik dan bersih;
        c.    terletak dalam area yang mudah dijangkau dan aman; dan
        d.    sesuai dengan kebutuhan Penyandang Disabilitas.

Bagian Keempat
Sarana Spesifik dan Prasarana Spesifik

Pasal 21

(1)   Sarana spesifik untuk pendidikan khusus bagi Peserta Didik  Penyandang  Disabilitas  sebagaimana  dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) terdiri atas:
        a.    peralatan pengembangan kekhususan; dan
        b.    peralatan pengembangan keterampilan.
(2)    Peralatan    pengembangan    kekhususan    sebagaimana dimaksud    pada   ayat   (1)   huruf   a   sesuai   dengan karakteristik dan kebutuhan Peserta Didik Penyandang Disabilitas.
(3)   Peralatan   pengembangan   keterampilan   sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan Peserta Didik Penyandang Disabilitas, dan memenuhi persyaratan kesehatan, keselamatan kerja, dan lingkungan hidup serta ketentuan lain yang sesuai.

Pasal 22

(1)   Prasarana  spesifik  pada  pendidikan  anak  usia  dini sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) huruf a terdiri atas:
        a.    ruang kegiatan literasi anak; dan
        b.    ruang laktasi.
(2)   Ruang kegiatan literasi anak sebagaimana dimaksud pada  ayat (1) huruf a berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan literasi anak sesuai usia dan tahapan perkembangan anak.
(3)    Ruang kegiatan literasi anak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi ketentuan:
        a.    sesuai  dengan  jumlah  dan  karakteristik  Peserta Didik, dan kebutuhan yang relevan bagi layanan program di satuan pendidikan anak usia dini; dan
        b.    berupa ruang tersendiri atau bagian dari ruang lain.
(4)   Ruang laktasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf  b berfungsi sebagai tempat untuk memberikan dan/atau menampung Air Susu Ibu (ASI) di satuan pendidikan anak usia dini yang melayani anak berusia di bawah 2 (dua) tahun.
(5)   Ruang laktasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus memenuhi ketentuan:
        a.    dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan sesuai kebutuhan; dan
        b.    dapat berupa ruang tersendiri atau bagian dari ruang lain.

Pasal 23

(1)  Prasarana     spesifik     pada     pendidikan     kejuruan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) huruf b merupakan ruang praktik.
(2)  Ruang  praktik  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1) berfungsi sebagai tempat pembelajaran praktik untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi keahlian yang relevan dengan dunia kerja.
(3)   Ruang praktik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
memenuhi ketentuan:
        a.    luas    minimal    ruang    praktik    sesuai    dengan karakteristik   konsentrasi   keahlian   dan   jumlah Peserta Didik;
        b.    jenis  ruang  praktik  sesuai  dengan  karakteristik konsentrasi keahlian;
        c.    kesehatan, keselamatan kerja, dan lingkungan hidup, serta ketentuan lain yang sesuai dengan konsentrasi keahlian; dan
        d.    dilengkapi sarana praktik sesuai dengan konsentrasi keahlian.

Pasal 24

(1)    Prasarana spesifik pada pendidikan khusus bagi Peserta Didik    Penyandang  Disabilitas  sebagaimana  dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) huruf c terdiri atas:
        a.    ruang pengembangan kekhususan; dan
        b.    ruang pengembangan keterampilan.
(2)    Ruang     pengembangan     kekhususan     sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berfungsi sebagai tempat untuk pengembangan kemampuan spesifik sesuai dengan ragam disabilitas.
(3)   Ruang     pengembangan     kekhususan     sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi ketentuan:
        a.    berupa ruang tersendiri atau bagian dari ruang lain; dan
        b.    dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan sesuai dengan ragam disabilitas.
(4)   Ruang     pengembangan     keterampilan     sebagaimana  dimaksud pada ayat (1) huruf b berfungsi sebagai tempat untuk pelatihan keterampilan untuk mendukung kemandirian Peserta Didik Penyandang Disabilitas.
(5)    Ruang     pengembangan     keterampilan     sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus memenuhi ketentuan:
        a.    berupa ruang tersendiri atau bagian dari ruang lain; dan
        b.    dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan sesuai dengan jenis keterampilan yang diajarkan.


Bagian Kelima
Prasarana Ruang yang Tersedia pada Satuan Pendidikan

Pasal 25

Setiap  satuan  pendidikan paling  sedikit tersedia prasarana  ruang dengan ketentuan sebagai berikut:
    a.    pada   taman   kanak-kanak/raudatul   athfal/kelompok bermain/taman  penitipan    anak/bentuk    lain    yang  sederajat tersedia ruang kelas, ruang kegiatan literasi anak, ruang laktasi, ruang administrasi, ruang kesehatan, tempat beribadah, tempat bermain atau berolahraga, dan toilet;
    b.    pada  sekolah  dasar/madrasah  ibtidaiyah/bentuk  lain yang sederajat tersedia ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang administrasi, ruang kesehatan, tempat beribadah, tempat bermain atau berolahraga, kantin, dan toilet;
    c.    pada sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah/bentuk lain yang sederajat tersedia ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang administrasi, ruang kesehatan, tempat beribadah, tempat bermain atau berolahraga, kantin, dan toilet;
    d.    pada  sekolah  menengah  atas/madrasah  aliyah/bentuk  lain yang sederajat tersedia ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang administrasi, ruang kesehatan, tempat beribadah, tempat bermain atau berolahraga, kantin, dan toilet;
    e.    pada   sekolah   menengah   kejuruan/madrasah   aliyah  kejuruan/bentuk lain yang sederajat tersedia ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang praktik, ruang administrasi, ruang kesehatan, tempat beribadah, tempat bermain atau berolahraga, kantin, dan toilet;
    f.    pada satuan pendidikan yang menyelenggarakan paket A, paket    B,  dan  paket  C  tersedia  ruang  kelas,  ruang perpustakaan, ruang administrasi, tempat beribadah, dan toilet;
    g.    pada taman kanak-kanak luar biasa tersedia ruang kelas, ruang    kegiatan   literasi   anak,   ruang   laktasi,   ruang pengembangan kekhususan, ruang administrasi, ruang kesehatan,    tempat   beribadah,   tempat   bermain  atau berolahraga, dan toilet; dan
    h.    pada sekolah dasar luar biasa, sekolah menengah pertama luar biasa, dan sekolah menengah atas luar biasa tersedia ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang pengembangan kekhususan, ruang pengembangan keterampilan, ruang administrasi, ruang kesehatan, tempat beribadah, tempat bermain atau berolahraga, kantin, dan toilet.

BAB IV
PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA

Pasal 26

(1)    Satuan   pendidikan   dapat   menyediakan   sarana   dan prasarana secara:
        a.    mandiri; dan
        b.    berbagi sumber daya.
(2)    Penyediaan   sarana   dan   prasarana   secara   mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan melalui pengadaan oleh penyelenggara satuan pendidikan yang tertuang dalam dokumen rencana kerja sekolah/ madrasah.
(3)    Penyediaan sarana dan prasarana secara berbagi sumber daya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan melalui kerja sama dengan satuan pendidikan, pemerintah, pemerintah  daerah,   industri, dan/atau pemangku kepentingan lain dalam penggunaan sarana dan prasarana untuk pencapaian tujuan pembelajaran.
(4)    Penyediaan sarana dan prasarana secara berbagi sumber daya sebagaimana dimaksud pada  ayat (3) harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
        a.    tertuang dalam dokumen  rencana kerja sekolah/madrasah; dan
        b.    berdasarkan  perjanjian  kerja  sama  yang  memuat jangka waktu tertentu yang menjamin keberlanjutan pembelajaran sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan serta kejelasan hak dan kewajiban para pihak terkait.

Pasal 27

Rincian  sarana,  prasarana,  sarana  spesifik,  dan  prasarana  spesifik pada pendidikan anak usia dini, Jenjang Pendidikan dasar, dan Jenjang Pendidikan menengah diatur dalam petunjuk teknis yang ditetapkan oleh pemimpin unit utama terkait.

BAB V
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 28

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
        a.    ketentuan  mengenai  Standar  Sarana  dan  Prasarana dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor    137  Tahun  2014  tentang  Standar  Nasional Pendidikan    Anak  Usia  Dini  (Berita  Negara  Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1668);
        b.    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA);
        c.    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 33 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah  Dasar  Luar  Biasa  (SDLB),  Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB); dan
        d.    ketentuan  mengenai  Standar  Sarana  dan  Prasarana  dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan  dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 29

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.



Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 7 Maret 2023

MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA,

TTD.
NADIEM ANWAR MAKARIM


Diundangkan di Jakarta pada tanggal 10 Maret 2023

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

ASEP N. MULYANA

Dokumen salinan lengkap Permendikbud No 22 Tahun 2023; tentang Standar Sarana dan Prasarana pada PAUD, DIKDAS, DIKMEN silakan download DISINI

Related Posts