VIVAnews - Dua orang sumber mengatakan, radar militer berhasil melacak bukti pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370, secara sengaja diterbangkan ke Semenanjung Malaysia menuju Pulau Andaman, India.
Menurut dua sumber tersebut, sebuah pesawat yang tidak terindentifikasi dan diyakini penyelidik pesawat nahas, MAS mengikuti sebuah rute di antara navigasi titik koordinat tujuan akhir ke Timur Tengah atau Benua Eropa.
Dilansir laman The Star, Jumat 14 Maret 2014, pesawat jenis boeing 777-200 ER itu terakhir kali terdeteksi di radar militer di barat laut tepi pantai Malaysia. Berdasarkan posisi terakhir itu, menunjukkan bahwa pesawat terbang menuju Pulau Andaman di India.
Pulau Andaman merupakan rangkaian pulau di antara Laut Andaman dan Teluk Bengal.
Sementara menurut sumber ketiga yang mengikuti proses penyelidikan sejak awal mengatakan, proses pencarian kini berfokus kepada teori soal individu yang secara sengaja membalikkan arah penerbangan. Dari informasi yang dilontarkan sumber tadi, pesawat MAS malah mengikuti koridor yang dikenal pilot sebagai N571 dan P628.
Rute dengan koridor penerbangan itu biasanya diambil oleh pesawat penerbangan komersial dari Asia Tenggara menuju ke Timur Tengah atau Eropa. Informasi soal rute tersebut bisa ditemukan dalam sebuah dokumen publik yang dipublikasikan oleh pejabat penerbangan regional.
Jalur penerbangan pesawat MAS yang terlacak di radar militer ini, membuat indikasi pembajakan atau sabotase kian menguat. Pasalnya rute yang diambil melenceng jauh dari Kuala Lumpur menuju Beijing.
"Apa yang dapat kami katakan yaitu kami tengah menyelidiki kemungkinan sabotase. Aksi pembajakan juga masuk ke dalam dugaan utama," kata sumber yang menjabat sebagai pejabat kepolisian Malaysia.
Ketiga narasumber itu menolak mengungkap identitasnya, karena mereka tidak memiliki kewenangan untuk berbicara kepada media dan isi penyelidikan sangat sensitif.
Komentar ketiga narasumber ini merupakan petunjuk yang paling jelas diungkap untuk kali pertama setelah sebelumnya banyak petunjuk yang keliru. Menindaklanjuti temuan itu, alutsista Angkatan Laut dari beberapa negara lalu memfokuskan pencarian di Samudera Hindia dan Laut Andaman.
Sebelumnya kepolisian Negeri Jiran mengatakan, mereka tengah menyelidiki kemungkinan adanya penumpang atau kru yang memiliki masalah pribadi atau psikologis sehingga memicu terjadinya aksi pembajakan, sabotase atau kerusakan mekanik pesawat.
Namun, hingga saat ini pejabat dari Kementerian Malaysia belum bisa dimintai komentarnya terkait temuan baru tersebut.
Kemungkinan bahwa pesawat hilang kontak dengan menara pengawas dan tidak terlihat radar sipil, semakin menguatkan bahwa seseorang di pesawat secara sengaja mematikan sistem komunikasi.
Kali terakhir pesawat terlihat di layar radar sipil pukul 01:30 waktu setempat pada Sabtu, 8 Maret 2014. Padahal, pesawat yang mengangkut 227 penumpang dan 12 kru itu, kurang dari sejam lepas landas dari Bandara Internasional Kuala Lumpur.
Dua sumber itu membenarkan pesawat kehilangan kontak saat berada di ketinggian 35 ribu kaki di timur tepi Pantai Malaysia, saat tengah menuju Vietnam, dengan titik navigasi disebut "Igari". Saat itu waktu menujukkan pukul 01:21 dini hari.
Militer menduga pesawat kemudian berbalik tajam ke arah barat dengan menuju titik navigasi yang disebut "Vampi", di bagian timur laut Provinsi Aceh. Dari sana, pesawat diduga terbang selatan Pulau Phuket, Thailand dan terakhir terlihat menuju barat laut titik navigasi yang disebut "Igrex" dengan titik navigasi P628.
Dengan rute P628, biasanya pesawat akan mengudara menuju Pulau Andaman dan terbang menuju Benua Eropa.
Sumber itu juga mengatakan bahwa Malaysia telah meminta data mentah radar dari beberapa negara tetangga seperti Indonesia, Thailand dan India yang memiliki pangkalan laut di Pulau Andaman. (sj)